Wednesday, December 12, 2018

Inilah Watu Bahan, Batuan Unik Berusia 2 Juta Tahun



ZOYAQQ - Watu Bahan yang unik dapat traveler temukan di Pekalongan. Situs kuno yang berupa batu-batu persegi ini terbentuk sejak 2 juta tahun yang lalu.


Batu pada umumnya berbentuk bulat oval atau bahkan tidak beraturan. Namun di Desa Lemahabang, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan ada banyak batu yang berbentuk persegi lima hingga persegi enam yang rata-rata berdiameter 70 cm-80 cm. Sedangkan untuk panjangnya bervariatif hingga beberapa meter.

Situs kuno Watu Bahan ini tampak tertata rapi dan membentuk tebing. Awal mula ditemukannya balok-balok batu raksasa tersebut dari bencana alam tanah longsor di perbukitan setempat sekitar tahun 2016 lalu.

"Awalnya tahun 2016 ada longsoran di sekitar lokasi. Longsoran tanah ini membuka tumpukan batu-batu seperti yang saat ini terlihat," kata Kartono, Kepala Desa Lemahabang, saat ditemui detikTravel, Selasa (11/12/2018).

Dari longsor ini, membersihkan tanah-tanah yang menutupi tumpukan balok-balok batu. Oleh warga setempat kemudian dibersihkan. Ternyata tidak di satu titik saja namun hampir seluruh perbukitan wilayah setempat berupa tumpukan batu balok persegi.

"Setelah dibersihkan warga, di tahun 2017 pihak pemerintah kabupaten mendatangkan seorang arkeolog guna melakukan penelitian batu-batu tersebut," tambah Kartono.

Menurut Kartono, arkelog akhirnya melakukan penelitian pada bulan Maret 2017 yang dipimpin oleh I Made Geria, Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa bebatuan alam tersebut terbentuk karena luapan magma yang keluar lewat kaki Gunung Rogojembangan, melewati pori-pori bumi disertai zat kapur yang memisahkan magma satu dengan magma yang lain dan terjadi pendinginan cepat. Sehingga terbentuk batu seperti saat ini.

"Kata arkeolog pada kami dan tim kabupaten, ini terjadi karena proses alam sewaktu Gunung Petungkriyono (Rogojembangan) masih aktif, usianya diperkirakan dua juta tahun yang lalu," jelasnya.

Namun demikian, banyak warga yang mendapatkan cerita leluhur turun temurun, Watu Bahan tersebut ada untuk pembangunan candi yang gagal dilakukan di suatu tempat.

"Namanya Watu Bahan. Bahasa Indonesianya batu yang akan dijadikan bahan pembuatan sesuatu. Ceritanya untuk candi. Candi mana kita tidak tahu," kata Setiaji, pemuda setempat saat ditemui detikTravel di lokasi wisata Watu Bahan.




Karena menarik perhatian banyak orang inilah, Watu Bahan kini menjadi tempat wisata yang menarik.

"Sejak dibuka dua tahun lalu, kalau Minggu banyak didatangi warga. Beberapa kali para ilmuwan juga datang untuk melakukan penelitian soal batu-batu sini," jelas Setiaji.

Apalagi cerita-cerita leluhur yang menceritakan ada sebuah peradaban yang hilang sejak zaman batu dengan bukti adanya bebatuan yang dalam kondisi bentuknya rapi seperti balok.

"Ya namanya cerita leluhur turun temurun seperti itu. Banyak batu besar berbentuk segi lima, seperti batu yang akan digunakan untuk membangun candi atau rumah zaman dahulu," tambah Setiaji yang juga Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Lemahabang.

Mengenai adanya peninggalan sejarah berupa kota, pihaknya mengaku belum tahu secara pasti. Namun kemungkinan ada peradaban karena beberapa situs sejarah ada di sekitar lokasi Watu Bahan. Seperti punden berundak dan petilasan.

"Kami meyakini ada cerita di balik Watu Bahan karena banyak batu-batu yang ada muncul dari tebing ataupun permukaan tanah sangat presisi seperti dipahat oleh manusia," tambahnya.


Lokasi Wisata Watu Bahan sendiri seluas 15 hektar yang sudah diserahkan pengelolaannya oleh Perhutani Pekalongan Timur ke pemkab dan warga desa. Untuk menuju ke lokasi sendiri, memang diperlukan tenaga yang ekstra.

Pengunjung harus menaiki bukit. Sesampainya di atas, traveler akan dibuat kagum dengan banyaknya batu-batu persegi yang berukuran besar seakan-akan ke luar dari dalam bukit.

Dalam pengamatan detikTravel di lokasi, batu persegi tersebut tertumpuk beraturan, ke luar dari perut perbukitan setempat. Bukit sendiri masih ditumbuhi pohon-pohon, seperti pohon raksasa yang menjulang tinggi. Ada pula sebuah air terjun.

"Namanya Air Terjun Abadi. Dikatakan abadi karena musim kering pun air terjun tetap ada, mengucur dari sumbernya," jelas Setiaji























Loginsite : kartuzoya.com

BBM : D8B82A86 / 2BE5BC31
Line : zoya_qq
WA : +85515370075













0 comments:

Post a Comment